Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) FT Unissula menggelar kegiatan Studio 1 yang berfokus pada identifikasi potensi dan masalah kewilayahan. Tahun ini kegiatan tersebut fokus pada dua wilayah, Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan, Senin (6/10/2025).
Dr Mila Karmilah mengungkap PWK Unissula memiliki tradisi menghubungkan kegiatan akademik dengan kebutuhan nyata di dunia kerja. Ia menjelaskan PWK Unissula memiliki tiga tahapan studio, yaitu Studio 1 yang berfokus pada identifikasi potensi dan masalah. Studio 2 mendalami analisis, dan Studio 3 menghasilkan rencana.
“Semua kegiatan studio secara konsisten melibatkan stakeholder dan pemerintah daerah sebagai mitra. Tradisi ini memungkinkan mahasiswa untuk merasakan langsung pengalaman layaknya seorang perencana profesional, karena mahasiswa tidak hanya menghasilkan laporan akademis, tetapi juga laporan sebagai gagasan pembangunan daerah,” ungkap Kaprodi PWK tersebut.
Melalui kegiatan Studio 1 menegaskan peran PWK Unissula sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam menghadirkan gagasan, analisis, dan rencana pembangunan yang aplikatif. “Proses pembelajaran berbasis praktik nyata atau experiential learning ini menjadi ciri khas PWK Unissula, sehingga mahasiswa tidak hanya dibekali teori, tetapi juga dilatih untuk menghadirkan solusi dan terlibat langsung dalam gagasan pembangunan wilayah,” jelasnya.
Pihaknya menambahkan, “Kegiatan studio tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga memperkuat kontribusi nyata PWK Unissula terhadap pembangunan di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan,” tambahnya.
Selanjutnya Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) Kabupaten Batang Ari Yudianto SH menjelaskan potensi dan permasalahan di Kabupaten Batang. “Saat ini pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang terus meningkat. Kehadiran kawasan industri menjadi salah satu potensi besar yang mampu membuka lapangan pekerjaan sekaligus meningkatkan perekonomian daerah,” jelasnya.
Namun begitu pertumbuhan industri akan membawa dampak meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan hunian baru. Sehingga kualitas permukiman di masa mendatang perlu dipikirkan sejak dini.
Sementara itu Kepala Subbagian Perencanaan Bappeda Litbang Kabupaten Pekalongan Widi Hari Nugroho ST MT menyoroti posisi strategis Kabupaten Pekalongan dari sisi transportasi. Karena dilalui oleh Jalan Pantura dan Jalan Tol Trans Jawa. “Kehadiran jalur-jalur ini tidak hanya memperkuat konektivitas, tetapi juga menjadi pendorong tumbuhnya sektor ekonomi lokal. Khususnya industri pengolahan yang berbasis UMKM, industri kecil, dan menengah yang berkontribusi besar perkembangan ekonomi di Kabupaten Pekalongan,” jelasnya.
Meski begitu, ia menegaskan permasalahan banjir di wilayah utara Kabupaten Pekalongan masih menjadi isu prioritas yang harus segera ditangani demi keberlanjutan pembangunan daerah.
Sehingga melalui kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi mahasiswa, tetapi juga bagi pemerintah daerah. Karena diharapkan laporan yang dihasilkan mahasiswa dapat menjadi masukan penting dalam proses review Rencana Tata Ruang Wilyah (RTRW) daerah setempat.