Tim dosen Unissula melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat di sentra industri bawang goreng Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati. Program ini membantu pelaku usaha kecil mengolah limbah minyak goreng (minyak jelantah) menjadi biodiesel. Yang selanjutnya sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi, Selasa (28/10/2025).
Ketua tim Dr Nurwidiana ST MT menjelaskan pelaku industri bawang goreng di daerah tersebut menghasilkan sekitar 150 liter limbah minyak goreng per bulan. Limbah sebelumnya dibuang atau ditimbun tanpa pemanfaatan. “Pelaku industri belum mengetahui bahwa minyak jelantah dapat diolah menjadi biodiesel. Melalui program ini, kami menunjukkan bahwa limbah tersebut dapat menjadi sumber energi yang bernilai tambah,” ujarnya.
Sehingga dalam kegiatan ini, tim Unissula memberikan pelatihan proses produksi biodiesel, pendampingan operasional, hingga membangun unit reaktor biodiesel skala industri kecil.
“Teknologi yang digunakan adalah hasil riset tim Unissula dengan metode transesterifikasi, dan telah menghasilkan biodiesel sesuai SNI 7182:2015,” ujarnya.
Lebih lanjut Nurwidiana menjelaskan program ini juga menjadi bentuk implementasi Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi. Yaitu mahasiswa belajar di luar kampus dan dosen berkontribusi langsung ke masyarakat. “Selain itu, program ini mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu tentang Energi Bersih dan Terjangkau SDG-7) dan Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (SDG-12),” ungkapnya.
Sekaligus sebagai bagian dari program nasional hilirisasi hasil riset dan kemitraan perguruan tinggi dengan masyarakat. “Unissula menegaskan Komitmen Hilirisasi Riset sehingga hasil riset tidak berhenti di laboratorium, tetapi hadir sebagai solusi nyata bagi masyarakat. Program ini juga memperkuat peran Unissula dalam menghadirkan riset yang aplikatif, berkelanjutan, dan memberi dampak langsung bagi pelaku UMKM di daerah,” pungkasnya.
Disamping itu salah satu pemilik UMKM Bawang Goreng Bang Mul Totok Riyanto, menyampaikan rasa syukurnya terhadap program ini. “Kami sangat senang dengan program ini, karena limbah minyak goreng dari proses produksi yang sebelumnya tidak terpakai kini bisa dimanfaatkan. Ini sangat membantu usaha kami,” ungkapnya.
Dengan adanya unit produksi biodiesel, pelaku UMKM kini tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan. Tetapi juga berpeluang mendapatkan sumber pendapatan baru dari hasil biodiesel.
Adapun pengabdian ini didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kemdikti Saintek.















